kepemimpinan di ponpes Al-Maymun klambu

TUGAS  PENELITIAN
KEPEMIMPINAN DI PONDOK PESANTREN AL-MAYMUN
Muhamad Zainu Nuri (1530110093)
Jurusan Ushuluddin prodi Ilmu Qur’an Tafsir, STAIN Kudus


  1. PENDAHULUAN
Pesantren merupakan lembaga pendidikan dan lembaga sosial yang banyak tumbuh di pedesaan dan perkotaan. Sebagai kerangka sistem pendidikan Islam tradisional pesantren telah mengakar dalam kultur masyarakat Indonesia. Dalam konteks ini, pesantren mempunyai dua tipologi yakni pesantren salafi yang menggunakan sistem klasik dan tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab Islam klasik sebagai inti pendidikan pesantren. Dimana pesantren salaf itu mempunyai ciri tertutup, esotris, dan ekslusif. Yang kedua adalah pesantren khalafi yang telah memasukkan pelajaran-pelajaran madrasah yang dikembangkannya
Pondok pesantren Al-Maymun telah berdiri semenjak tahun 1993, secara geografi, pesantren ini terletak di kecamatan klambu yang berada pada ujung barat laut kota grobogan yang berbatasan dengan  kota kudus. Seperti kebanyakan pesantren lain, pesantren ini mempunyai corak salafi, yang mana masih menggunakan kitab-kitab klasik sebagai inti pembelajarannya, adapun metode yang digunakan dalam pembelajarannya menggunakan bandongan dan sorogan.
Kiai-ulama adalah penentu langkah pergerakan pesantren di mana posisi kiai dalam lembaga pesantren sangat menentukan, kemana arah perjalanan pesantren (kebijakan dan orientasi program pesantren) ditentukan oleh kiai. Ia sebagai pemimpin masyarakat, pengasuh pesantren dan sekaligus sebagai ulama. Sebagai ulama kiai berfungsi sebagai pewaris para nabi yakni mewarisi apa saja yang dianggap sebagai ilmu oleh para nabi, baik dalam bersikap, berbuat, dan contoh-contoh atau teladan baik mereka
  1. PEMBAHASAN
  2. Gambaran umum pondok pesantren Al-Maymun
  3. Profil pondokPondok pesantren Al-Maymun merupakan suatu lembaga pendidikan yang mengusung konsep yang di ajarkan oleh nabi Muhammad SAW, yang dilanjutkan oleh para sahabat dan ulama’ terdahulu yang sesuai dengan manhaj Ahlussunah wal jama’ah.
  4. Lembaga pendidikan ini di dirikan pada tahun 1993 di dusun kauman no:06 rt 02 rw 04 desa Klambu kec. Klambu Kab. Grobogan. Didirikannya lembaga ini tidak lain bertujuan mencetak generasi muda bangsa Indonesia yang berbudi luhur dan Berakhlakul karimah yang nantinya bisa membangun bangsa ini menjadi bangsa yang bermartabat, berbudi luhur, dan juga dapat memajukan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia yang sesuai dengan syari’at, pancasila maupun undang-undang
Nama Pesantren : Pondok pesantren Al-Maymun
Pendiri : KH. Muhamad syamsud dhuha
Pengasuh : KH. Muhamad syamsud dhuha
Alamat :
  • Desa / Kelurahan        : Kauman/klambu
  • Kecamatan                 : klambu
  • Kabupaten / Kota         : Grobogan
  • Propinsi                 : Jawa Tengah
  • Telf.                         : 0356 411321-0356411322
  • E-Mail                         : almaymunklambu@gmail.com
  • Nomer statistik         : 510033150177
  • Tahun didirikan         : 1993
  • Jumlah Santri :
  • Putra : 104 Santri
  • Putri : 117 Santri
  1. Para ustadz dan Ustadzah
  1. Ustadz Siswandi
  2. Ustadz Alfian Maghfironi Subi
  3. Ustadz Badrud Duja
  4. Ustadz Ainur Roviq
  5. Ahmad Ruslan
  6. Habib Luthfi As-Segaf
  7. Musfirotun Nikmah
  8. Malichatul iftiyah
  9. Chamidah
  10. Umniyatus Sa’adah
  11. mujahadah
  1. Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan sifat-sifat kepribadian, termasuk di dalamnya kewibawaan, untuk dijadikan sebagai sarana dalam rangka meyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela, penuh semangat, ada kegembiraan batin, serta merasa tidak terpaksa.( Ngalim Purwanto 2006)
Istilah kepemimpinan sebenarnya telah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Manusia oleh Allah diberikan insting untuk selalu hidup berdampingan, dengan kata lain bahwa manusia sejak masa dilahirkannya telah menjadi makhluk sosial. Dengan inilah manusia menciptakan sebuah peradaban. Tetapi, selain insting untuk selalu hidup berdampingan dan saling membutuhkan, manusia juga diberikan watak agresif dan tidak adil yang membuatnya akan selalu saja ada pertikaian diantara mereka sehingga diperlukan seseorang pemimpin yang kemudian bertugas sebagai pengendali. Pemimpin mempunyai tanggung jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari yang dipimpin, sehingga menjadi pemimpin itu tidak mudah dan tidak akan setiap orang mempunyai kesamaan di dalam menjalankan ke pemimpinannya. Begitu pula dengan kemampuan serta keahlian seorang pimpinan menjadi penentu keberhasilan pengembangan ataupun kemajuan dari lembaga atau organisasi yang dipimpinnya itu. Kepemimpinan dalam Islam mendapatkan perhatian serius. Ini berdasarkan ayat dalam surat al-Baqarah ayat 30:
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ
Artinya:Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".
Serta hadist Nabi yang diriwayatkan oleh Abu Dawud
عَنْ اَبىِ سَعِيْد وَاَبُو هُرَيْرَةَ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلىَ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ إِذَا خَرَجَ ثَلاَثَةٌ فىِ سَفَرِ فَلْيُعَمِّرْ اَحَدَهُمْ. حَدِيْثٍ حَسَنٍ رواه أبو دود ، رياض الصالحين
Artinya:Tidak dibenarkan (walaupun) bagi tiga orang yang sedang dalam perjalanan dipadang pasir kecuali mengangkat salah seorang dari mereka sebagai pemimpin.”
gaya-gaya kepemimpinan yang pokok, atau dapat juga disebut ekstrem, ada tiga, yaitu otokratis, laissez faire, dan demokratis. (Ngalim Purwanto 2006)
  1. Gaya kepemimpinan kiyai Syamsud Dhuha
Pondok pesantren Al-Maymun merupakan pondok pesantren yang masih memegang nilai-nilai kesalafan. Hal ini bisa dilihat dari kitab-kitab yang diajarkan atau kurikulum yang diajarkan merupakan kitab-kitab salaf serta sistem pembelajarannya. Seiring dengan perkembangan zaman, dan karena tuntutan para santri membutuhkan pengakuan secara formal (ijasah pemerintah) yang mengantarkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi untuk bekal hidup di masyarakat. Menuntut peran kepemimpinan yang aktif dan tanggap terhadap kemajuan tidak terkecuali dengan lembaga pendidikan pesantren yang telah lama berdiri di tengah-tengah masyarakat. Sehingga bukan hanya peran kharisma yang dibutuhkan tetapi juga kemampuan dalam menerapkan kepemimpinannya untuk tetap menjadikan pondok pesantren tetap eksis di kemajuan zaman ini.
Dengan kebijakannya sebagai pengasuh di pondok pesantren Al-Maymun, kiyai Muhamad Syamsud Dhuha akhirnya bermusyawarah dengan pengasuh pondok pesantren Nurul Hikmah yang tepat berada di samping pondok Al-Maymun. Dalam musyawarah itu akhirnya mencapai keputusan untuk menggabungkan dua pondok itu yang mana pondok Al-Maymun dikhususkan bagi santri yang berfokus pada pembelajaran kitab-kitab salaf saja. sedangkan pondok Nurul Hikmah di peruntukan untuk santri yang menginginkan sekolah formal. dalam urusan mengaji, santri di pondok Nurul Hikmah juga di izinkan mengikuti ngaji di pondok Al-Maymun.
Dalam Wawancara dengan gus Nabil putra tertua KH. Muhamad Syamsud Dhuha, pada tanggal 15 november 2016.beliau mengatakan“ancen bener dawuhe mbah maimun nek menungso iku kudu nduwe klambi loro, yoiku Syi’ar dan ditsar”.MaksudnyaSyi’ar adalah ilmu untuk melatih diri kita sendiri, mendidik keluarga sedangkanditsar adalah ilmu berinteraksi dengan orang lain.
Hal ini yang selalu beliau pegang sehingga menjadikan beliau mampu untukbermu’asyarah dengan baik dengan berbagai lapisan masyarakat. Banyak yang mengatakan bahwa corak kepemimpinan kharismatik dapat mengancam kemajuan suatu lembaga atau pesantren namun disisi lain kharisma kiai dalam pesantren mampu menjadi lembaga strategis penggerak pembangunan pedesaan. Pesantren juga berperan strategis sebagai pembentuk kader pembangunan yang memiliki Imtaq dan Iptek yang tinggi. Karena pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam sangat ditentukan oleh figur kiainya, maka kelangsungan tetap memerlukan figur kiai dengan tingkatan kharisma tradisional atau kharisma yang diperoleh dari keturunan yang memiliki kharisma sebelumnya. Semakin kharismatik kiainya, semakin besar kecenderungan masyarakat mempersepsi kebesaran pesantren tersebut. Melalui gaya kepemimpinan kharismatik ini pula instruksi dari kiai dapat begitu lancar dijalankan oleh para Ustadz atau santrinya tanpa hambatan psikologis seperti tindakan indisipliner.
  1. Gaya pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan merupakan kegiatan yang sudah pasti ada dalam kegiatan kepemimpinan. Cara pengambilan keputusan yang dilakukan oleh seorang pemimpin menunjukkan bagaimana gaya kepemimpinannya.
Dalam hal kepemimpinan di Pondok Pesantren Al-Maymun, kiai memegang wewenang mutlak, tapi sepanjang menyangkut keadaan proses belajar mengajar pesantren sangat demokratis. Masalah program pondok pesantren sepenuhnya diserahkan kepada jajaran pengurus, hasil akhir dari musyawarah pengurus akan disampaikan kepada KH. Syamsud Dhuha sebagai pimpinan tertinggi pondok pesantren. Apabila sudah sesuai dalam artian tidak menyimpang dari sistem nilai pondok pesantren maka program yang sudah dimusyawarahkan akan disetujui oleh beliau.
Penyelenggaraan pendidikan di Pondok Pesantren Al-Maymun merupakan komunitas tersendiri di bawah kepemimpinan KH. Syamsud Dhuha. Bentuk kepemimpinannya fleksibel, dengan menggunakan pola kepemimpinan kharismatik yang diwarnai corak demokratik.Pemimpin yang bertipe demokratis menafsirkan kepemimpinannya bukan sebagai diktator, melainkan sebagai pemimpin di tengah-tengah anggota kelompoknya. Pemimpin yang demokratis selalu berusaha menstimulasi anggota-anggotanya agar bekerja secara kooperatif untuk mencapai tujuan bersama. Dalam tindakan dan usaha-usahanya, ia selalu berpangkal pada kepentingan dan kebutuhan kelompoknya, dan mempertimbangkan kesanggupan serta kemampuan kelompoknya.( Sondang Siagian )
Kepemimpinan demokratis KH. Syamsud Dhuha terlihat dalam memutuskan segala sesuatu yang berkaitan dengan pengelolaan pendidikan pondok pesantren Al-Maymun diputuskan dengan musyawarah, hal ini terwujud dengan adanya musyawarah sebagai bentuk kepemimpinan beliau yang demokratis. Prinsip utama yang digunakan adalah diktum yang sudah lama dikenal dipesantren sendiri, yaitu “al-Muhaafazhatu `ala al-qadiim al-shaalih wal-akhdzu bil-jadiid al-ashlah” (Memelihara warisan lama yang masih baik, namun jika ada kreasi baru yang lebih baik, maka yang baru itulah yang dipakai).
  1. Pengelolaan dalam Pondok pesantren Al-Maymun
Fungsi utama pesantren adalah mencetak muslim-muslimah yang menguasai ilmu-ilmu agama secara mendalam (tafaqquh fiddin) serta menghayati dan mengamalkan dengan ikhlas semata ditujukan kepada Allah SWT dalam hidup dan kehidupannya
Dalam pengelolaan pengembangan lembaga pendidikan di PP. Al-Maymun ini tentunya sudah diadakan fungsi-fungsi manajemen diantaranya planning, organizing, staffing, directing, coordinating, dan reporting.
  1. Staffing
Dalam staffing ini sudah dilakukan seleksi guru atau tenaga pendidik sesuai dengan ilmu yang dikuasainya. Sedangkan usaha ynag dilakukan dalam peningkatan mutu guru diantarannya
  • Mengikutsertakan guru dalam pelatihan/penataran.
  • Adanya suatu tes bagi calon pengajar
  • Pertukaran pengajar dengan pesantren lain
  1. Coordinating
Setelah menetapkan tujuan-tujuan dan menyusun rencana-rencana atau program-program untuk mencapainya yang mana organizing ini berfungsi untuk menciptakan struktur formal di mana pekerjaan ditetapkan, dibagi dan di organisasikan.[ T. Hani Handoko 1999]
Dalam koordinasi ini dilakukan masing-masing oleh ketua pengurus pondok pesantren. Ada laporan dari masing-masing sekbid tiap bulan sehingga kegiatan selalu bisa terkoordinir dan tidak berjalan sendiri-sendiri.
  1. Planning
Rencana-rencana dibutuhkan untuk memberikan kepada organisasi tujuan-tujuannya dan menetapkan prosedur terbaik untuk pencapaian tujuan-tujuan itu. [T. Hani Handoko 1999]
Sama seperti halnya lembaga-lembaga lainnya, pondok pesantren Al-Maymun juga memiliki perencanaan, salah satunya dalam pembelajaran. Diantaranya bagaimana melakukannya, siapa yang melakukannya, bagaimana cara melakukannya, dan kapan akan di lakukan. Namun hal ini masih terkesan acak-acakan dan masih belum terkoordinasi dengan baik.
KESIMPULAN
Pondok pesantren Al-Maymun merupakan suatu lembaga pendidikan yang mengusung konsep yang di ajarkan oleh nabi Muhammad SAW, yang dilanjutkan oleh para sahabat dan ulama’ terdahulu yang sesuai dengan manhaj Ahlussunah wal jama’ah.
karena tuntutan para santri membutuhkan pengakuan secara formal (ijasah pemerintah) yang mengantarkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi untuk bekal hidup di masyarakat, kiyai Muhamad Syamsud Dhuha akhirnya bermusyawarah dengan pengasuh pondok pesantren Nurul Hikmah yang tepat berada di samping pondok Al-Maymun. Dalam musyawarah itu akhirnya mencapai keputusan untuk menggabungkan dua pondok itu yang mana pondok Al-Maymun dikhususkan bagi santri yang berfokus pada pembelajaran kitab-kitab salaf saja. sedangkan pondok Nurul Hikmah di peruntukan untuk santri yang menginginkan sekolah formal. dalam urusan mengaji, santri di pondok Nurul Hikmah juga di izinkan mengikuti ngaji di pondok Al-Maymun
Dalam hal kepemimpinan di Pondok Pesantren Al-Maymun, kiai memegang wewenang mutlak, tapi sepanjang menyangkut keadaan proses belajar mengajar pesantren sangat demokratis. Masalah program pondok pesantren sepenuhnya diserahkan kepada jajaran pengurus, hasil akhir dari musyawarah pengurus akandisampaikan kepada KH. Syamsud Dhuha sebagai pimpinan tertinggi pondok pesantren.
Dalam pengelolaan pengembangan lembaga pendidikan di PP. Al-Maymun ini tentunya sudah diadakan fungsi-fungsi manajemen diantaranya planning, organizing, staffing, directing, coordinating, dan reporting.
DAFTAR PUSTAKA
Purwanto, Ngalim. 2006. Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Cet XV, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya
Handoko T. Hani. 1999. Manajemen, Yogyakarta: BPFE
Siagian , Sondang. 2003. Filsafat Administrasi, Jakarta: Bumi Aksara
Wawacara pribadi denga gus Nabil (putra pengasuh pondok pesantren Al-Maymun)
Wawancara pribadi dengan Ustadz Alvian (salah satu pengurus pondok pesantren Al-Maymun)

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم