kitab mencela marah, dendam dan dengki (pendahuluan)

KITAB MENCELA MARAH, DENDAM DAN DENGKI


A.  PENDAHULUAN


إِنَّ الْغَضَبَ شُعْلَةُ نَارٍ، اقْتُبِسَتْ مِنْ نَارِ اللَّهِ الْمُوقَدَةِ، الَّتِي تَطَّلِعُ الْأَفْئِدَةَ، وَإِنَّهَا لَمُسْتَكِنَّةٌ فِي طَيِّ الْفُؤَادِ اسْتِكْنَانَ الْجَمْرِ تَحْتَ الرَّمَادِ، وَيَسْتَخْرِجُهَا الْكِبْرُ الدَّفِينُ فِي قَلْبِ كُلِّ جَبَّارٍ عَنِيدٍ، كَاسْتِخْرَاجِ الْحَجَرِ النَّارَ مِنَ الْحَدِيدِ، وَقَدِ انْكَشَفَ لِلنَّاظِرِينَ بِنُورِ الْيَقِينِ أَنَّ الْإِنْسَانَ يَنْزِعُ مِنْهُ عِرْقٌ إِلَى الشَّيْطَانِ اللَّعِينِ، فَمَنِ اسْتَفَزَّتْهُ نَارُ الْغَضَبِ فَقَدْ قَوِيَتْ فِيهِ قَرَابَةُ الشَّيْطَانِ، حَيْثُ قَالَ: (خَلَقْتَنِي مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِينٍ) [الْأَعْرَافِ: 12 وَص: 76] فَإِنَّ شَأْنَ الطِّينِ السُّكُونُ وَالْوَقَارُ، وَشَأْنَ النَّارِ التَّلَظِّي وَالِاسْتِعَارُ وَالْحَرَكَةُ وَالِاضْطِرَابُ.
وَمِنْ نَتَائِجِ الْغَضَبِ: الْحِقْدُ وَالْحَسَدُ، وَبِهِمَا هَلَكَ مَنْ هَلَكَ وَفَسَدَ مَنْ فَسَدَ، وَمُفِيضُهُمَا مُضْغَةٌ إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ


Marah sebenarnya ialah obor api yang bersumber dari api Allah yang bernyala-nyala yang panasnya naik ke pangkal hati, yang mana api itu bersemayam  di dalam lubuk hati hingga berbara yang diselaputi oleh abunya. Dan darinya, keluarlah sifat sombong yang terpendam di dalam hati setiap orang yang lalim nan durhaka, seperti terpancarnya api dari batu yang bergesek dengan besi.
Orang yang melihat dengan nurul-yaqin (cahaya keyakinan) dapat mengetahui bahwa dari manusia itu telah ditarik sepotong urat yang menghubungkan dirinya dengan syaitan yang terkutuk, apabila api kemarahannya mula berkobar-kobar, maka hubungan itu menjadi kukuh, sebagaimana pernah diucapkan oleh syaitan : Engkau (tuhan) telah menciptakan aku dari api, dan engkau ciptakan ia (manusia) dari tanah.” (al-A’raf: 12) Yang mana sifat tanah itu sentiasa tenang dan tetap sedangkan sifat api menyala-nyala, menyerang, berkobar-kobar dan bergejolak.
Dari sifat marah itu kemudian akan muncul perasaan dendam dan dengki, dan karena sifat inilah (halaka man halaka wa fasada man fasada) banyak orang yang hancur dan rusak. Sumber dari kehancuran dan kerusakan itu adalah segumpal daging (hati), yang mana jika daging itu baik, baik pulalah seluruh tubuh.

Jika sekiranya kita telah mengetahui bahwa sifat-sifat dendam, dengki dan marah itu di antara sifat-sifat yang menarik manusia kepada sebab-sebab kemusnahan dan kecelakaan, maka sangatlah perlu untuk mengetahui sebab-sebab pemicunya, agar dapat menghindarkan diri dari bahaya-bahaya itu, dan agar dapat berhati-hati dan menjauhkannya dari hati dengan sebisa mungkin.

*

Post a Comment (0)
Previous Post Next Post